TUJUAN DARI PENDERITAAN-NYA

Penulis kitab Ibrani menuliskan tiga hal yang berhubungan dengan penderitaan Yesus. Pertama, Ia
menderita agar dapat menjadi sama dengan kita dan menjadi salah satu di antara kita.
“Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah
sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara…. Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah
dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka,
supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut…Sebab sesungguhnya,
bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. Itulah sebabnya,
maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar
yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang
dicobai” (Ibrani 2:11,14,16- 18)
Tujuan pertama kedatangan Tuhan kita ke dalam dunia untuk menderita adalah untuk mengidentifikasikan
diri-Nya sendiri dengan kita. Ketika saya berpikir tentang itu, selama bertahun-tahun dari pengalaman pastoral
saya, saya tidak tahu selain penderitaan, air mata, dan kesedihan yang umumnya mendominasi kehidupan manusia.
Yang umumnya mendominasi kehidupan, bukanlah kekayaan karena kebanyakan dari kita adalah orang-orang
susah. Itu bukanlah kekuatan dan kesehatan karena banyak di antara kita adalah orang-orang yang sedang sakit.
Yesus datang untuk menjadi salah satu dari antara kita agar kita menjadi satu dengan Dia. Apakah ia datang ke
dalam dunia sebagai Raja yang tinggal di Istana dengan mahkota emas dan tongkat yang terbuat dari intan
permata? Berapa banyak dari antara kita yang mau merasakan kehadiran-Nya. Sudahkah Ia datang ke dunia
sebagai pemimpin dari para malaikat? Berapa banyak dari antara kita yang merasakan Ia memahami kita? Tetapi
Ia datang ke dalam dunia yang miskin ini dengan menjadi sahabat orang-orang berdosa, kesepian, kelaparan,
kehausan. Ia datang untuk menjadi sama seperti kita.
Tentang ketaatan-Nya, Alkitab berkata walaupun Ia adalah Anak namun Ia belajar taat kepada kehendak
Allah (Ibrani 5:8-9). Dalam banyak cara kita perlu diajar untuk menjadi taat di dalam penderitaan hidup kita. Di
dalam penderitaan, Ayub berkata.
“Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya.
TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN! (Ayub 1:21)
Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau
menerima yang buruk?” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya” (Ayub 2:10b).
Kita melihat ketaatan dari Roh Juruselamat kita di dalam perkataan-Nya,
“Bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?” (Yohanes 18:11b)
Di dalam penderitaan-Nya, Tuhan yang adalah Imam Besar kita yang sangat simpatik, yang turut merasa
penderitaan kita, penulis kitab Ibrani mendeskripsikannya dengan menulis kata-kata dengan begitu indahnya,
“Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahankelemahan
kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah
kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan
menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya” (Ibrani 4:15-16).
Ia mengetahui segala penderitaan, frustasi, kekecewaan, dan air mata dari kehidupan kita. Walaupun Ia
adalah Allah Ia adalah saudara kita. Itu adalah tujuan pertama penulis kitab Ibrani berbicara tentang untuk apa Ia
datang ke dalam dunia, yaitu Ia harus menjadi sama seperti kita, menjadi salah satu dari kita.
Alasan yang kedua, penulis berkata bahwa kedatangan-Nya ke dalam dunia dan tujuan atau teleios
dalam hidup-Nya adalah untuk menyembuhkan kita atau menyelamatkan kita dari kesengsaraan maut.
“Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu
Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya
oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia…. dan supaya dengan jalan demikian Ia
membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada
maut” (Ibrani 2:9, 15).
Kita semua takut terhadap maut dan ketakutan yang kita miliki juga dialami oleh semua binatang. Tidak
ada ciptaan yang tidak berusaha lari dari kematian. Secara instinktif kita semua melihat kematian adalah sesuatu
yang sangat mengerikan.
Manusia memiliki ketakutan yang lain terhadap maut, karena ia tidak tahu dengan pasti apa sebenarnya
yang ada di balik kematian. Juruselamat kita datang untuk menyelamatkan kita dari ketakutan ini, karena
kemenangan-Nya atas maut dan kubur. Kita sekarang tidak lagi mengalami kematian, kita memahami kematian
sebagai pintu masuk ke dalam Sorga. Itu adalah suara Allah yang menyambut kita ke dalam Firdaus-Nya, karena
korban penebusan Yesus. Penebusan Yesus menjadikan kematian sebagai pintu masuk ke dalam kerajaan Sorga.
Kematian adalah gerbang menuju Firdaus, pintu masuk ke dalam Kerajaan Sorga melalui penderitaan Yesus kita
boleh masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Sepanjang kebangunan rohani terbesar di Texas, seorang pendeta mengajak saya ke sebuah kedai kopi.
Setelah ia dan saya sama-sama masuk ke dalam kedai kopi itu, ada seorang buta yang masuk ke dalam kedai kopi
itu. Ia masuk dan duduk dekat dengan kami dan pendeta itu berkata kepada saya, “Saya ingin anda memperhatikan
orang buta itu ketika ia berdoa.” Sebelum orang ini makan terlebih dahulu ia berdoa mengucap syukur kepada
Tuhan. Dan pendeta itu berkata kepada saya: “Setiap kali orang itu berdoa ia selalu mengucap syukur kepada
Tuhan oleh karena kebutaannya.” Kemudian ia menjelaskan bahwa sebelum orang ini menjadi buta, ia adalah
orang yang sangat jahat. Tetapi dalam kebutaannya akhirnya ia menemukan Tuhan.
Allah memiliki tujuan yang suci bagi setiap penderitaan yang mungkin kita alami dalam hidup kita. Allah
memiliki tujuan yang begitu indah di dalam penderitaan yang kita alami. Daripada bersungut-sungut marilah kita
menerima apapun yang Allah ijinkan terjadi dalam kehidupan kita dan dengan rendah hati kita belajar untuk
menyerahkan hidup kita ke tangan Allah yang akan menguatkan kita. Seperti apakah Sorga itu, Sorga dideskripsikan
sebagai suatu tempat dimana di sana tidak ada kematian, kesedihan dan air mata. Apa maksudnya bahwa di sana
tidak ada air mata? Apa maksudnya bahwa tidak seorangpun yang menderita di sana? Apa maksudnya tak
seorangpun yang mengalami patah hati di sana? Apa maksudnya bahwa tak seorangpun yang akan pernah
mengalami kematian di sana? Oleh karena kita ada di dalam pemeliharaan Allah dan Juruselamat kita yang penuh
dengan kasih yang senantiasa selalu bersama dengan kita. Itulah sebabnya mengapa Ia datang untuk menderita.
Alasan yang ketiga mengapa Ia harus menderita:
“Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu
Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya
oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia. Sebab memang sesuai dengan keadaan
Allah—yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan—,yaitu Allah yang membawa banyak orang
kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan
penderitaan” (Ibrani 2:9-10).
Apakah yang dapat anda bayangkan di dalam ayat ini? Allah membawa banyak orang kepada kemuliaan
Ia juga menyempurnakan Yesus yang memimpin mereka kepada keselamatan melalui penderitaan. Setiap musyafir
harus memiliki “jiwa yang besar.” Setiap tentara harus memiliki seorang Jenderal atau Kapten yang memimpin
umat Allah ke dalam Sorga. Kita memiliki Juruselamat yang Agung, Kapten dari keselamatan yang agung.
Dalam Efesus kita membaca tentang maksudnya Tuhan kita bersama umat-Nya ke dalam Sorga.
“Itulah sebabnya kata nas: “Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan
pemberian-pemberian kepada manusia” (Efesus 4:8).
Oh Tuhan, betapa agungnya Allah yang telah mengirim bagi kita Anak-Nya yang tunggal yang sangat
dikasihi-Nya! Yang mau menjadi sama seperti kita, ikut merasakan apa yang kita rasakan, mengambil ketakutan
kita akan maut dan membukakan bagi kita pintu gerbang kemuliaan yang mana suatu hari nanti kita akan bersama
dengan Dia menikmati sukacita di dalam Sorga!



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
Category:

0 komentar:

Posting Komentar

Search Terms : property home overseas properties property county mobil sedan oto blitz black pimmy ride Exotic Moge MotoGP Transportasi Mewah free-islamic-blogspot-template cute blogger template free-blog-skins-templates new-free-blogger-templates good template blogger template blogger ponsel Download template blogger Free Software Blog Free Blogger template Free Template for BLOGGER Free template sexy Free design Template theme blogspot free free classic bloggerskin download template blog car template website blog gratis daftar html template kumpulan templet Honda SUV car body design office property properties to buy properti new
Diberdayakan oleh Blogger.